Makan Gorengan Anak: Bahaya dan Cara Cegah Sejak Dini

walatrasehatmata.biz.id – Kebiasaan makan gorengan anak dapat memengaruhi kesehatan jangka panjang, termasuk meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Pakar gizi dari Persatuan Dokter Gizi Klinik Indonesia, Fiastuti Witjaksono, menjelaskan bahwa pola makan sejak kecil membentuk selera hingga dewasa. Lemak jenuh dari gorengan, jika menumpuk, menyumbat pembuluh darah dan memicu masalah kesehatan serius. Oleh karena itu, membatasi makan gorengan anak menjadi langkah penting untuk mencegah penyakit di masa depan. Dengan demikian, pola makan sehat sejak dini adalah investasi kesehatan jangka panjang, seperti dijelaskan dalam jumpa pers di Jakarta pada 13 Mei.
Bahaya Makan Gorengan Anak bagi Kesehatan
Fiastuti menegaskan bahwa makan gorengan anak meningkatkan risiko penumpukan lemak jenuh. “Minyak yang dipanaskan pada suhu tinggi mengubah lemak tak jenuh menjadi lemak jenuh,” katanya. Selain itu, lemak jenuh meningkatkan kolesterol jahat, yang lama-kelamaan menyumbat pembuluh darah. Akibatnya, anak-anak yang terbiasa makan gorengan berisiko mengalami jantung atau stroke saat dewasa. Untuk itu, orang tua perlu mengenalkan makanan sehat sejak dini. Pelajari lebih lanjut tentang dampak lemak jenuh di American Heart Association.
Dampak Jangka Panjang pada Pembuluh Darah
Penyumbatan pembuluh darah akibat makan gorengan anak terjadi secara bertahap. “Prosesnya dimulai sejak kecil, tapi gejalanya baru terasa saat dewasa,” ujar Fiastuti. Untuk itu, membatasi gorengan sejak usia dini sangat penting. Selain itu, kebiasaan makan gorengan membuat anak cenderung menolak makanan sehat yang kurang gurih. Dengan demikian, pola makan ini membentuk selera yang sulit diubah saat dewasa. Akibatnya, risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit hati meningkat. Cek informasi tentang kesehatan anak di WHO.
Kebutuhan Lemak yang Sehat untuk Anak
Fiastuti menjelaskan bahwa tubuh anak tetap membutuhkan lemak, sekitar 30% dari asupan nutrisi harian. Namun, komposisi lemak harus tepat: kurang dari 7% lemak jenuh, kurang dari 1% lemak trans, dan sisanya lemak tak jenuh. Untuk itu, ganti gorengan dengan sumber lemak sehat, seperti alpukat, kacang-kacangan, atau ikan. Dengan begitu, anak mendapatkan nutrisi tanpa risiko penumpukan lemak jenuh. Selain itu, ajarkan anak untuk menikmati makanan rebus atau kukus. Informasi lebih lanjut tentang nutrisi anak ada di UNICEF.
Cara Mengajarkan Pola Makan Sehat
Orang tua berperan besar dalam membentuk kebiasaan makan anak. Untuk itu, hindari sering menyajikan makan gorengan anak di rumah. Sebaliknya, tawarkan makanan sehat seperti sayur, buah, dan biji-bijian. Selain itu, libatkan anak dalam memasak untuk membuat mereka tertarik pada makanan sehat. Dengan demikian, anak belajar menghargai cita rasa alami tanpa tergantung pada gorengan. Akibatnya, mereka tumbuh dengan selera makan yang mendukung kesehatan jangka panjang.
Alternatif Memasak yang Lebih Sehat
Mengganti metode memasak goreng dengan memanggang, merebus, atau mengukus membantu mengurangi lemak jenuh. Untuk itu, cobalah memanggang ayam atau kentang untuk rasa yang tetap lezat. Selain itu, gunakan minyak zaitun atau minyak kanola dalam jumlah kecil untuk memasak. Dengan begitu, Anda tetap memberikan makanan enak tanpa membahayakan kesehatan anak. Akibatnya, risiko penyumbatan pembuluh darah berkurang signifikan.
Membatasi makan gorengan anak adalah langkah awal menuju hidup sehat. Dengan mengenalkan pola makan kaya lemak tak jenuh dan rendah lemak jenuh, Anda membantu anak terhindar dari penyakit serius di masa depan. Oleh karena itu, mulailah dengan perubahan kecil, seperti mengurangi frekuensi gorengan dan menambah porsi sayuran. Dengan demikian, anak-anak tumbuh dengan kebiasaan makan yang mendukung kesehatan jantung dan pembuluh darah.
You may also like

Keramik Kamar Mandi Tidak Licin: 7 Cara Sederhana

Kesehatan Mental Ayah 2025: Dampak pada Perkembangan Anak
